Cara Ampuh Mengatasi Writer Block

 

Tidak sedikit penulis yang pernah mengalami kejenuhan atau kebuntuan dalam menulis, dalam istilah lainnya disebut sebagai “Writer Block”. Hal ini banyak dialami oleh para penulis, terutama oleh penulis profesional, yang dituntut untuk membuat tulisan sesuai pesanan dengan deadline yang sangat singkat.

Sekalipun Anda bukan seorang penulis, setidaknya dapat membayangkan, bagaimana stress yang dihadapi seorang penulis profesional. Berjam-jam duduk di depan layar monitor untuk melakukan riset dan menyusun tulisan, sembari dihantui deadline pekerjaan. Apalagi jika tema yang dipesan merupakan tema yang tidak disukainya, tentunya hal tersebut akan menambah beban mental tersendiri bagi penulis tersebut.

Writer Block sendiri dapat diartikan sebagai kondisi mental yang muncul akibat stress dalam pekerjaan menulis. Sehingga walaupun ide dan bahan tulisan sudah ada, si penulis kesulitan untuk menuangkannya ke dalam bentuk tulisan, karena kehilangan motivasi untuk menulis. Seolah-olah penulis yang mengalami hal ini, sedang dalam keadaan depresi.

1. Penyebab Writer Block

Suatu masalah akan lebih mudah diselesaikan jika sudah diketahui penyebabnya, begitu juga dengan kasus writer blog, akan lebih mudah diatasi atau dihindari jika kita sudah mengetahui penyebabnya. Penyebabnya serupa, namun pemicunya dapat berbeda-beda pada tiap orang, terutama pada penulis profesional dengan penulis karena hobi.

Pada umumnya writer block disebabkan oleh faktor psikologis atau mental dari penulis itu sendiri, misalnya karena kejenuhan dalam menulis. Meskipun demikian, pemicunya dapat berasal dari faktor di luar psikologis, misalnya karena belum menguasai materi tema yang akan ditulis.

a. Penulis Profesional

Pada penulis profesional hal ini dapat muncul karena kejenuhan dalam pekerjaan. Kejenuhan sendiri muncul akibat rasa kurang puas atau kecewa atas hasil yang akan ataupun sudah diperoleh.

Bayangkan jika Anda dituntut bekerja dalam rutinitas harian: riset, menulis, mengirim hasil tulisan, sementara bayaran yang akan diterima jauh dari yang diharapkan. Pada saat Anda mengetahui ada penulis lain yang mendapat bayaran lebih baik, kemungkinan besar akan timbul perbandingan dan keinginan untuk meraih hal tersebut. Padahal tanpa disadari, kondisi tersebut akan memicu kejenuhan yang berkembang menjadi halangan mental untuk menulis.

Dengan kata lain dapat dikatakan penyebabnya karena kurang atau tidak bersyukur dengan kondisi yang ada pada saat itu. Pemicunya dapat beragam, tergantung situasi dan kondisi, diantaranya seperti :

• Menulis tema yang tidak disukai.
• Tidak ada pilihan pekerjaan menulis yang lain.
• Bayaran yang rendah.
• Mendapatkan respon negatif dari pembaca.

Dan banyak lagi hal lain, yang intinya dapat memicu rasa tidak puas sehingga tidak bersyukur pada kondisi yang ada. Padahal bagi seorang penulis profesional, jika order menulis sudah diterima, berarti harus komit untuk menyelesaikannya.

 

b. Penulis Hobi

Berbeda dengan penulis profesional yang mencari uang dari menulis, bagi penulis yang didasari karena hobi. Walaupun kebanyakan dari mereka tidak mengharapkan penghasilan dari tulisannya, dapat saja suatu saat muncul halangan mental untuk menulis.

Pada penulis hobi, halangan tersebut serupa seperti pada penulis profesional, karena tidak puas dengan tulisan yang dihasilkannya. Bedanya kalau penulis profesional mengharapkan bayaran, penulis hobi lebih mengharapkan popularitas dari tulisannya. Sehingga apabila hasilnya tidak seperti yang diinginkan, hal tersebut dapat memicu rasa tidak puas, yang tanpa disadari dapat berkembang menjadi trauma, yang dapat menghilangkan motivasi untuk menulis.

Contohnya : saat tulisan yang dibuat mendapat respon negatif dari pembaca, jika hal ini tidak disikapi dengan bijak, tanpa disadari akan menjadikan trauma yang terpendam. Lambat laun hal tersebut akan mengikis motivasi untuk menulis dan menjadi sebuah halangan kasat mata untuk memulai ataupun melanjutkan sebuah tulisan.

2. Teknik Mengatasi Writer Block

Setelah mengetahui penyebab dari halangan atau gangguan dalam menulis tersebut, apabila sudah terlanjur terjadi dan dialami, maka hal tersebut perlu segera diatasi, agar tidak berkembang menjadi gangguan mental lain.

Untuk itu baik bagi penulis profesional maupun penulis hobi, solusinya cukup sederhana yaitu:

KETEGASAN

Dengan melawan apapun bentuk alasan yang mencegah dirinya untuk menulis

Untuk memulainya tidak rumit, nyalakan laptop atau pc, ketikkan apa yang ada dalam pemikiran kita pada saat itu. Tidak perlu memikirkan kaidah penulisan dahulu, lakukan pemeriksaan dan pengeditan setelah tulisan tersebut selesai dibuat. 

Dengan menggunakan teknik ini, begitu sadar kita sedang mengalami writer block, tanpa perlu menimbang-nimbang ini-itu lagi, langsung tulis apa yang akan dan perlu kita tulis. Seorang penulis profesional tentunya menulis tulisan sesuai pesanan, sedangkan penulis hobi menulis apa yang menjadi ide dalam pemikirannya. Apapun alasannya segera menulis, jangan terlena dengan alasan-alasan yang muncul sebagai pembenaran untuk tidak menyelesaikan sebuah tulisan.

Jangan sekali-kali menunggu waktu yang tepat untuk menulis, ataupun mencari alasan yang tepat untuk mulai menulis kembali. Karena hal tersebut sama saja dengan melakukan pembenaran untuk berhenti menulis.

Tidak akan pernah ada waktu yang tepat untuk menulis, jika tidak adanya motivasi untuk melakukannya. Kita lah yang harus membuat waktu untuk menulis, dan banyak waktu yang dapat digunakan untuk menulis apabila ada motivasi untuk menulis.

Kenapa demikian ? karena pada dasarnya saat seorang penulis mengalami writer block, dia sedang terkendala oleh faktor internal yang ada pada dirinya sendiri. Di mana kendala tersebut sifatnya tidak nyata, yaitu berupa gangguan psikologis. Melawan gangguan tersebut, sama dengan kita melawan sifat buruk ataupun alter ego yang ada pada diri kita, sehingga diperlukan sebuah ketegasan dari diri kita sendiri untuk mengatasinya.

Jika kondisi tersebut gangguan psikologis, kenapa dapat dikatakan wajar ? Hal itu dapat dikatakan wajar, karena peluangnya besar untuk terjadi pada setiap penulis. Dengan rutinitas seorang penulis yang tergolong membosankan, kejenuhan dapat muncul kapan saja, tinggal menunggu pemicu yang tepat.

Kebuntuan menulis merupakan respon kognitif spontan, berupa pelarian atau penyangkalan yang terjadi tanpa disadari, terhadap tulisan yang sedang atau akan dikerjakan.

Pada saat seorang penulis kehilangan motivasi untuk menulis, maka akan muncul 1001 macam alasan untuk berhenti menulis. Namun jika hal tersebut mau dilawan, cukup buat 1 alasan, kenapa harus menulis.

Misalnya, alasan bagi seorang penulis profesional, jika tidak menulis maka tidak ada penghasilan yang didapat. Bagi penulis hobi cukup katakan “saya senang dan ingin menulis”, sehingga apa pun konsekuensinya, hal tersebut merupakan resiko yang muncul dari hobi tadi.

3. Mencegah Writer Block

Dengan mengetahui penyebabnya, maka untuk mencegahnya juga tidak terlalu rumit. Karena gangguan ini termasuk ke dalam kondisi mental, dampak dari kejenuhan maupun beban kehidupan, cara mencegahnya adalah dengan melakukan gaya hidup sehat.

Untuk melakukan gaya hidup sehat, banyak hal yang dapat kita lakukan, seperti :

1. Selalu Bersyukur

Dengan bersyukur, berarti kita harus menerima kondisi yang ada pada saat ini. Karena tanpa adanya penerimaan, sulit bagi seseorang untuk dapat bersyukur, yang ada akan selalu dihantui rasa tidak puas.

Sebelum kita dapat menerima sesuatu, sebagai akibat atau konsekuensi dari keputusan yang diambil, pada awalnya kita perlu memikirkan segala kemungkinannya sebelum membuat sebuah keputusan.

Contohnya :

• Sebagai penulis freelance profesional, pertimbangkan dengan baik sebelum menerima order atau pesanan untuk menulis. Jangan hanya melihat dari bayaran atau nilai kontrak yang ditawarkan, tetapi lihat keseluruhan aspek yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut.
• Demikian juga sebagai seorang penulis hobi, pertimbangkan baik-baik sebelum mengangkat sebuah topik menjadi tulisan. Walaupun sebuah topik terlihat menarik dan berpeluang menjadi viral, namun perhatikan juga sebaliknya, kesiapan diri kita, jika ternyata tulisan tersebut malah mengundang kontroversi.

2. Hindari Menulis Tema yang Tidak Diinginkan

Sebelum kita mulai menulis, atau mempertimbangkan suatu kontrak atau order menulis, perlu kita tanyakan pada diri sendiri dengan jujur, “sebenarnya mau tidak saya menulis tema tersebut ?”

Kalau jawabannya tidak, jangan diteruskan. Karena kalau diteruskan bukan saja kita memaksakan diri untuk membuat sebuah tulisan, namun tanpa disadari, hal tersebut akan menimbulkan suatu beban mental yang tidak terlihat dalam diri kita, yang sewaktu-waktu akan muncul dalam bentuk writer block.

Tetapi bila jawaban atas pertanyaan tadi adalah “mau”, barulah kita pikirkan segala konsekuensinya, sebelum menerima sebuah order atau mulai menulis suatu tema.

Banyak orang yang tidak suka melakukan sesuatu yang tidak diinginkannya atau melakukannya karena terpaksa, untuk itu hindari membuat suatu keputusan yang nantinya dapat membuat diri kita terjebak pada kondisi yang memaksa.

Kalau Anda menyimak, antara point ke 1, 2 dan 3, saling berkaitan erat. Agar kita dapat selalu bersyukur, sebelum memulai suatu tulisan, buat pertanyaan seperti yang diuraikan pada ketiga point tadi :

• Mau atau tidak, kalau jawabannya mau, maka lanjutkan ke pertanyaan berikutnya,
• Bisa atau tidak, kalau jawabannya bisa, pikirkan kembali, bisa yang kita maksudkan tadi bagaimana prosesnya. Sedangkan kalau jawabannya tidak bisa, tanyakan lagi kepada diri kita, kenapa hal tersebut tidak bisa untuk dilaksanakan. Selagi penyebabnya adalah faktor eksternal, hal tersebut masih dapat diatasi. Namun jika kendalanya faktor internal dari diri kita sendiri, seperti tulisan yang akan dibuat bertentangan dengan keyakinan atau prinsip yang kita miliki, sebaiknya hal tersebut jangan dilanjutkan.

Apabila dari kedua pertanyaan tadi jawabannya adalah mau dan bisa dikerjakan, berarti hasil maupun konsekuensi yang akan timbul dari kegiatan membuat tulisan tersebut sudah kita pikirkan. Sehingga saat ada munculnya masalah pada saat proses penulisan ataupun setelah tulisan tersebut jadi, hal tersebut akan dapat diatasi. Dengan demikian, apapun hasilnya kita dapat terima dan nikmati.

3. Fokus Pada Proses Bukan Hasil

Seperti yang disampaikan pada point pertama di atas, pertimbangan awal untuk menulis bukanlah pada nilai bayaran yang akan diterima ataupun tulisan yang dibuat menjadi trend atau populer.

Pertimbangan untuk menulis perlu diawali dengan memungkinkan tidak penulisan tersebut terlaksana dan siapkah diri kita menerima apapun hasil maupun konsekuensi yang muncul dari kegiatan menulis maupun hasil tulisan tersebut. Kalau peluangnya kecil dan diri kita tidak siap, jangan memaksakan untuk menerima kontrak tersebut atau mulai menuliskan sebuah topik menjadi sebuah tulisan.

Coba Anda bayangkan, jika ada pesanan tulisan dengan bayaran sangat tinggi, tetapi hanya memberikan deadline penyelesaian yang sangat singkat, sementara menurut kesiapan dan perhitungan Anda, tulisan tersebut tidak dapat diselesaikan dalam jangka waktu yang diberikan. Kalau pesanan tersebut diterima, secara otomatis, akan membuat beban mental tersendiri pada saat pengerjaannya, karena seolah-olah ada paksaan untuk menyelesaikan tulisan tersebut di luar batas kemampuan Anda.

4. Melakukan Aktivitas Fisik yang Seimbang

Pekerjaan menulis merupakan pekerjaan yang banyak menguras pikiran, tanpa diimbangi dengan aktivitas fisik, hal tersebut dapat membuat diri kita menjadi jenuh. Cepat atau lambatnya kejenuhan muncul, tergantung daya tahan maupun kondisi fisik dan mental seorang penulis.

Untuk mengatasinya, batasi setiap sesi menulis yang kita lakukan, lamanya porsi sesi menulis dapat disesuaikan dengan kondisi kita masing-masing. Selingi jeda sesi dengan aktivitas fisik lain yang bermanfaat, misalnya berjalan kaki, melakukan aerobik ringan, dan lain sebagainya.

Walaupun tanpa melakukan selingan aktivitas fisik, sebuah maupun beberapa tulisan dapat diselesaikan dalam sekali jalan, apabila hal tersebut dilakukan secara terus menerus dengan rutin dalam jangka waktu yang panjang, dapat membawa efek kurang baik bagi tubuh. Tanpa disadari hal tersebut sama saja memaksa kita untuk sedikit melakukan aktivitas fisik.

5. Memanfaatkan Waktu dengan Baik

Memanfaatkan waktu dengan baik, berarti kita telah membuat sebuah perencanaan sebelumnya. Walaupun terlihat sepele, tanpa pemanfaatan waktu yang baik, akan membuka peluang diri kita terjebak dalam situasi yang memaksa. Jangan biasakan menunda suatu pekerjaan yang dapat dilakukan pada saat itu juga.

Contoh : karena tema yang didapat dalam sebuah pesanan sudah dikuasai, dianggap tulisan tersebut dapat selesai dalam waktu yang singkat, sehingga penulisannya ditunda sampai menjelang deadline. Namun pada saat menjelang deadline, ada kegiatan lain yang sulit ditunda, misalnya harus berobat. Tentunya hal tersebut membuat sebuah kondisi yang mau tidak mau memaksa si penulis untuk menyelesaikan tulisannya.

6. Banyak Membaca

Gunakan waktu luang yang ada untuk membaca hal-hal yang bermanfaat. Dengan membaca, secara tidak langsung akan menambah wawasan pengetahuan kita. Sehingga, pada saat akan menulis dengan tema yang sudah kita ketahui, hal tersebut dapat membantu dalam mempersingkat waktu riset yang dilakukan.

Pada dasarnya kegiatan menulis adalah menuangkan hasil pemikiran kita ke dalam bentuk tulisan. Apa jadinya, jika wawasan yang kita miliki terlalu dangkal atau sempit untuk sebuah tema. Tanpa melalui riset yang mendalam, tentunya hasil pemikiran yang dapat dituangkan juga sedikit, sehingga kalaupun dipaksakan untuk menjadi sebuah tulisan, hasil yang didapat nantinya akan kurang berbobot.

Dengan demikian, jika kita memiliki hobi menulis, maka perlu diimbangi juga dengan hobi membaca.

Share this: