Mengenal Sindrom Autis - Autism Spectrum Disorder (ASD)
Sindrom autis atau Autism Spectrum Disorder (ASD) bukanlah penyakit yang bisa disembuhkan, namun dengan penanganan yang tepat pengidapnya dapat hidup normal.
Tidak sedikit orang terlahir ke dunia dengan membawa kondisi yang menyulitkannya berinterkasi sosial dengan kebanyakan orang lain. Mereka kesulitan untuk berkomunikasi dengan kebanyakan orang karena sulit memberikan respon kepada orang lain dan mengungkapkan ekspresi emosi yang dirasakannya.
Pada dunia medis kondisi tersebut dikenal dengan nama sindrom autis atau Autism Spectrum Disorder (ASD). Walaupun sampai saat ini secara medis belum ditemukan cara mengobati kondisi tersebut, namun dengan penanganan yang tepat penderita autis dapat hidup layaknya orang normal lainnya.
Sejarah mencatat, tidak sedikit pengidap autis yang dapat menghasilkan karya-karya fenomenal yang abadi dalam peradaban manusia. Katakanlah Wolfgang Amadeus Mozart komponis yang hidup pada tahun 1756-1772, pencipta Symphony yang masih dinikmati banyak orang sampai saat ini, atau Albert Eisntein fisikawan penemu teori relatifitas yang terkenal, kedua tokoh tersebut diketahui mengidap autis.
Dari kedua tokoh di atas, dapat kita ambil pelajaran, jika autis tidak menghalangi seseorang untuk berkarya dan produktif. Pada hari kesadaran autis sedunia yang diperingati tiap tanggal 2 April sejak tahun 1989 ini, mari kita kenali ASD dan berikan support positif kepada penderitanya.
Apa Itu Autis ?
Autism spectrum disorder (ASD) adalah disabilitas perkembangan yang dapat menyebabkan tantangan sosial, komunikasi dan perilaku yang signifikan. Seringkali orang-orang sulit dalam membedakan mereka dari orang lain, tetapi orang-orang dengan ASD dapat berkomunikasi, berinteraksi, berperilaku, dan belajar dengan cara yang berbeda dari kebanyakan orang lain.
Kemampuan belajar, berpikir, dan memecahkan masalah orang-orang dengan ASD dapat berkisar dari yang sangat berbakat sampai yang sangat sulit. Beberapa orang dengan ASD membutuhkan banyak bantuan dalam kehidupan sehari-hari mereka, sebagian yang lain membutuhkan lebih sedikit bantuan.
Tanda dan Gejala Autism Spectrum Disorder (ASD)
Orang dengan ASD sering memiliki masalah dengan keterampilan sosial, emosional, dan komunikasi. Mereka mungkin mengulangi perilaku tertentu terus menerus dalam jangka waktu lama. Diperkirakan mereka mungkin tidak suka dengan perubahan dalam kegiatan sehari-hari mereka.
Banyak orang dengan ASD juga memiliki cara belajar yang berbeda, memperhatikan, atau bereaksi terhadap berbagai hal. Tanda-tanda ASD dapat dilihat sejak usia dini atau masa kanak-kanak seseorang dan biasanya dapat berlangsung sampai akhir hayat seseorang.
Anak-anak atau orang dewasa dengan ASD akan menunjukkan tanda-tanda :
- Tidak memperhatikan objek yang dapat menarik perhatian, misalnya, tidak menunjukkan minat pada pesawat terbang yang terbang rendah di atas mereka.
- Tidak melihat ke suatu benda ketika banyak orang lain melihat dan menunjuk benda tersebut.
- Memiliki masalah dalam berhubungan dengan orang lain atau bahkan tidak memiliki minat pada orang lain sama sekali.
- Banyak menghindari kontak mata dan selalu ingin sendiri.
- Kesulitan memahami perasaan orang lain atau lebih sering berbicara tentang perasaan mereka sendiri.
- Lebih suka tidak dipeluk, atau sangat jarang mau dipeluk, hanya pada saat-saat tertentu saja mereka mau dipeluk.
- Tampak seperti tidak sadar ketika orang berbicara dengan mereka, seolah-olah menanggapi suara lain, bukan memperhatikan orang yang sedang berbicara dengan mereka.
- Sangat tertarik pada orang, tetapi tidak tahu bagaimana berbicara, bermain, atau berhubungan dengan mereka.
- Sering mengulangi atau menirukan kata atau frasa yang diucapkan kepada mereka, atau mengulangi kata atau frasa istilah buatan mereka sendiri, yang digunakan untuk mengganti bahasa normal yang umum digunakan sehari-hari.
- Kesulitan mengungkapkan kebutuhan mereka menggunakan kata-kata atau gerakan yang khas.
- Pada anak-anak tidak bermain permainan "berpura-pura". Misalnya, tidak suka bermain pura-pura memberi makan boneka.
- Mengulangi suatu tindakan berulang-ulang dalam jangka waktu relatif lama, dan akan marah saat aktivitasnya tersebut diganggu.
- Mengalami kesulitan beradaptasi ketika hal yang rutin berubah.
- Memiliki reaksi yang tidak biasa terhadap bau, rasa, tampilan, rasa, atau suara.
- Kehilangan keterampilan yang pernah mereka miliki. Misalnya, berhenti mengucapkan kata-kata yang mereka gunakan.
Diagnosa ASD
Mendiagnosis ASD bisa menjadi suatu yang sulit, karena tidak ada tes medis, seperti tes darah, untuk mendiagnosis gangguan ini. Dokter perlu melihat perilaku dan perkembangan anak untuk membuat diagnosis.
Autisme terkadang dapat dideteksi pada usia 18 bulan atau lebih muda. Pada usia 2 tahun, diagnosis oleh seorang profesional yang berpengalaman dapat dianggap sangat andal. Semakin awal sindrom ini terdeteksi, maka semakin cepat juga pengidapnya untuk mendapatkan penanganan awal yang mereka butuhkan.
Diagnosis Auits saat ini yang dilakukan, umumnya mencakup beberapa kondisi yang dulunya didiagnosis secara terpisah, yaitu :
- gangguan autistik,
- gangguan perkembangan pervasif yang tidak ditentukan secara spesifik,
- dan analisisis sindrom Asperger.
Kondisi tersebut yang saat ini dikenal sebagai gangguan spektrum autisme.
Perawatan Gangguan Spektrum Autisme Pada Anak-Anak
Sampai dengan saat ini, belum ada pengobatan yang diklaim dapat menyembuhkan ASD, tetapi perawatan dengan beberapa intervensi perilaku telah dikembangkan dan dipelajari untuk digunakan pada anak kecil.
Intervensi ini dapat mengurangi gejala, meningkatkan kemampuan kognitif dan keterampilan hidup sehari-hari, dan memaksimalkan kemampuan anak untuk berfungsi dan berpartisipasi dalam masyarakat.
Perbedaan dalam bagaimana ASD mempengaruhi setiap orang berarti bahwa orang-orang dengan ASD memiliki kekuatan dan tantangan unik dalam komunikasi sosial, perilaku, dan kemampuan kognitif. Oleh karena itu, rencana perawatan biasanya melibatkan berbagai multidisiplin intervensi yang perlu melibatkan orang tua pengidap autis, untuk menargetkan kebutuhan individu anak.
Strategi intervensi perilaku telah difokuskan pada pengembangan keterampilan komunikasi sosial, khususnya pada usia muda, ketika anak secara alami akan memperoleh keterampilan ini, dan pengurangan minat yang terbatas serta perilaku berulang mereka.
Pada beberapa anak, terapi okupasi dan bicara dapat membantu, seperti halnya pelatihan keterampilan sosial dan pengobatan pada anak yang lebih besar. Perawatan atau intervensi terbaik dapat bervariasi tergantung pada usia, kekuatan, tantangan, dan perbedaan individu.
Seringkali sulit untuk mengetahui apakah perilaku anak terkait dengan ASD atau disebabkan oleh kondisi kesehatan yang terpisah. Misalnya, membenturkan kepala bisa merupakan gejala ASD, atau bisa juga menjadi pertanda anak mengalami sakit kepala atau sakit telinga.
Dalam kasus-kasus tersebut, diperlukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh. Memantau perkembangan kesehatan anak, berarti tidak hanya memperhatikan gejala yang berkaitan dengan ASD, tetapi juga dengan kesehatan fisik dan mental anak.
Perawatan Gangguan Spektrum Autisme Pada Remaja
Tidak banyak yang diketahui tentang intervensi perilaku terbaik untuk remaja dan orang dewasa pengidap autis. Pihak medis telah melakukan beberapa penelitian tentang kelompok keterampilan sosial untuk remaja pengidap autis, tetapi tidak ada cukup bukti untuk menunjukkan bahwa hal tersebut efektif.
Masih diperlukan penelitian tambahan untuk mengevaluasi intervensi yang dirancang untuk meningkatkan hasil intervensi pada penderita autis dewasa. Selain itu, diperlukan suatu layanan khusus untuk membantu individu dengan ASD menyelesaikan pendidikan atau pelatihan kerja, mencari pekerjaan, mengamankan perumahan dan transportasi, menjaga kesehatan mereka, dan berpartisipasi semaksimal mungkin di dalam komunitas mereka.
Pada saat ini sudah ada banyak jenis perawatan yang tersedia, termasuk analisis perilaku terapan, pelatihan keterampilan sosial, terapi okupasi, terapi fisik, terapi integrasi sensorik, dan penggunaan teknologi bantu. Jenis-jenis perawatan umumnya dapat dibagi menjadi beberapa kategori berikut:
- Pendekatan Perilaku dan Komunikasi
- Pendekatan diet
- Pengobatan Pelengkap dan Alternatif
Penyebab Autis
Sampai saat ini secara medis belum diketahui penyebab pasti Autism Spectrum Disorder. Namun, para ahli medis telah mempelajari bahwa ada banyak kemungkinan penyebab ASD. Ada banyak faktor berbeda yang membuat anak beresiko mengalami ASD, termasuk faktor lingkungan, biologis dan genetik, diantaranya :
- Sebagian besar ilmuwan setuju bahwa gen adalah salah satu faktor risiko yang dapat membuat seseorang lebih mungkin untuk mengembangkan perilaku ASD. Anak-anak yang memiliki saudara kandung ASD memiliki risiko lebih tinggi untuk mengidap ASD.
- Individu dengan kondisi genetik atau kromosom tertentu, seperti sindrom X rapuh atau tuberous sclerosis, dapat memiliki peluang lebih besar untuk mengalami ASD.
- Mengkonsumsi obat selama kehamilan, obat dengan kandungan asam valproat dan thalidomide telah dikaitkan dengan risiko ASD yang lebih tinggi.
- Ada beberapa bukti bahwa periode kritis untuk mengembangkan ASD terjadi sebelum, selama, dan segera setelah kelahiran.
- Anak-anak yang lahir dari orang tua yang lebih tua berisiko lebih tinggi untuk mengalami ASD.
Penutup
ASD terus menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting. Memahami faktor-faktor yang membuat seseorang mengalami maupun mengidap ASD, akan membantu kita belajar lebih banyak tentang penyebabnya.
ASD terjadi pada semua kelompok ras, etnis, dan sosial ekonomi, tetapi sekitar 4 kali lebih umum di kalangan anak laki-laki daripada anak perempuan. Penelitian menunjukkan bahwa layanan intervensi dini dapat sangat meningkatkan perkembangan anak.
Agar anak anak yang didiagnosa mengidap ASD dapat mencapai potensi penuhnya, diperlukan untuk memberikanya bantuan baik dengan perawatan maupun intervensi sesegera mungkin.
Source : CDC
Komentar
Posting Komentar