Peneliti Temukan Teknik Rekayasa Genetik Terbaru

rekayasa genetik

Rekayasa genetika, dapat juga disebut sebagai proses modifikasi genetik, pada awalnya dilakukan dengan menyilangkan hewan atau tanaman untuk menghasilkan jenis baru yang lebih unggul. Dengan kemajuan teknologi saat ini, rekayasa genetika sudah dilakukan melalui modifikasi DNA. Yaitu dengan cara memotong dan menyatukan materi genetik, terutama DNA dari spesies biologis yang berbeda. Dan untuk memperkenalkan DNA hibrid yang dihasilkan ke dalam suatu organisme untuk membentuk kombinasi baru dari genetik yang dapat diwariskan.


Sejarah Rekayasa Genetik

Salah satu perusahaan perintis dalam industri rekayasa genetik adalah Genentech Inc. Perusahaan ini mengembangkan produksi insulin manusia pada bakteri. Insulin manusia yang direkayasa secara genetika telah menyediakan pasokan yang andal dan konstan bagi penderita diabetes di seluruh dunia. Di sisi lain, ada yang menduga jika Covid-19 merupakan hasil dari rekayasa genetika.

Terlepas dari pro-kontra penggunaan rekayasa genetika, sampai dengan saat ini, para ahli genetika dihadapkan dengan persoalan yang sama. Yaitu tingginya resiko kegagalan dalam proses tersebut. Dimana setiap terjadi kegagalan, maka seluruh proses maupun bahan harus diulang dari awal, dan hal tersebut memakan waktu yang panjang. Namun belum lama ini, para ilmuwan di Amerika Serikat mulai menemukan proses yang lebih efisien dalam rekayasa genetika. Yaitu dengan meniru bagaimana Cumi-cumi melakukan rekayasa genetik.

Cumi-cumi mengedit materi genetik mereka di tempat yang unik dan tidak lazim. Kemampuan itu dapat membantu hewan air ini untuk membuat protein khusus dengan cepat. Tidak seperti hewan lainnya, cumi-cumi darat bisa mengedit materi genetik mereka di luar batas inti sel, di mana modifikasi seperti itu biasanya terjadi.

Cumi-cumi darat Longfin (Doryteuthis pealeii) adalah hewan pertama yang diketahui yang dapat mengubah string RNA di luar inti sel saraf. Kurir genetik ini, yang disebut messenger RNA, atau mRNA, membawa cetak biru sel untuk membangun protein.

Semua makhluk menyunting RNA, termasuk mRNA dan melakukannya dengan efisien, berdasarkan penelitian terbatas pada mamalia dan lalat buah. Perubahan itu biasanya terjadi di dalam nukleus dan kemudian disebar ke seluruh sel.

doryteuthis-pealeii-longfin-squid

Belajar Dari Cumi-Cumi

Kemampuan cumi-cumi untuk melakukan pengeditan genetik dalam sitoplasma, bahan seperti jeli yang membentuk banyak sel. Hal ini dapat membuatnya melakukan penyesuaian terhadap mRNA dalam kondisi apapun. Sehingga hal itu dapat membantu cumi-cumi menghasilkan protein yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan sel dan mengasah proses sel yang penting.

Mengetahui bagaimana cumi-cumi melakukan pengeditan pada sel-sel saraf dapat membantu para peneliti mengadopsi teknik tersebut untuk mengembangkan terapi yang dapat mengatasi gangguan kesehatan, seperti nyeri kronis dengan mengedit sel secara genetik yang dapat membuang sinyal rasa sakit yang tidak wajar, kata Joshua Rosenthal, seorang ahli biologi di Laboratorium Biologi Laut di Woods Hole. Metode ini sekilas menyerupai teknik editing DNA CRISPR, tetapi untuk RNA.

Rosenthal dan rekannya pada awalnya meneliti, di mana protein pengeditan mRNA ditemukan dalam sel-sel saraf cumi, atau neuron. Tim menemukan bahwa protein, yang disebut ADAR-2, terletak di sitoplasma yang berbentuk seperti jeli dan inti neuron cumi-cumi. ADAR-2 merupakan sebuah petunjuk jika protein tersebut dapat mengedit mRNA di kedua area tadi.

Tim kemudian mengekstraksi sitoplasma dari cumi-cumi akson "seperti Anda meremas pasta gigi dari tabung," kata Rosenthal. ADAR-2 secara luas mengedit mRNA di dalam sitoplasma yang disedot dari akson. Hal itu membantu mengirim impuls listrik di sepanjang sel-sel saraf.

Mengembangkan teknik penyuntingan RNA yang mirip dengan CRISPR (Clustered regularly interspaced short palindromic repeats) dapat memberikan manfaat lebih banyak. Sementara suntikan yang dihasilkan CRISPR dalam DNA bersifat permanen. Dimana RNA bersifat sementara, dan informasi genetik yang diedit akan menghilang ketika RNA dipecah dalam sel (SN: 10/25/17).

"Ada banyak keuntungan untuk mencoba memanipulasi informasi genetik dalam RNA," kata Rosenthal. "Jika Anda membuat kesalahan, hal itu tidak berbahaya. Namun jika Anda membuat kesalahan dalam DNA, Anda terjebak dengannya."

Share this:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Singkat Prostitusi Dari Masa ke Masa

Pertimbangan Sebelum Membeli Komputer Stick Intel

Reddit Ancam Publisher yang Memasang Anti Ad-Blocker

Azus Zenphone Selfie Bagi Penggemar Selfie

Perilaku Seksual Menyimpang Anjing Laut